“Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: ‘Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.’ “ Matius 13:24
Dalam firman Tuhan yang kita baca, Tuhan memberikan perumpamaan tentang benih yang ditanam di ladang. Yang pertama adalah gandum (benih yang baik), lalu ada musuh yang juga menaburkan benih lain yaitu lalang (benih yang tidak baik). Kita bisa menanam benih atau jenis tanaman apa saja di tanah
Tanah tidak punya hak memilih, tanah juga tidak memperdulikan apa saja yang hendak kita tanam. Tanah hanya memiliki tugas untuk menumbuhkan apa saja. Bila kita menaburkan benih durian, maka tanah akan menanggapi benih itu dan menumbuhkannya; bila kita menanam benih mangga, maka secara otomatis tanah akan menjalankan tugasnya yaitu menumbuhkan benih mangga itu; bila kita menabur benih ilalang, rumput teki, gulma ataupun tanaman-tanaman pengganggu lain, tanah juga tidak memperdulikannya, ia tetap akan menumbuhkan benih itu.
Sebagaimana tanah yang senantiasa menanggapi dan menumbuhkan semua jenis benih yang ditanam tanpa kecuali, begitu pula dengan pikiran manusia. Pikiran itu seperti tanah; selalu menerima, merespon dan menumbuhkan semua hal yang masuk di dalamnya, apakah itu hal yang baik ataupun yang buruk. Bila yang kita tanam di dalam pikiran itu kata-kata negatif, kutuk, mengasihani diri, kebencian dan sebagainya, maka hal-hal yang negatif itu akan ditanggapi oleh pikiran kira dam bentuk sikap dan tindakan yang negatif pula. Juga sebaliknya, bila yang kita tanam dalam pikiran kita itu hal-hal yang positif, kata-kata firman yang membangun
“semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, …” (Filipi 4:8),
Maka hasilnya akan menjadi sama persis seperti yang kita tanam, pikiran itu juga akan menanggapi dalam bentuk sikap dan tindakan kita sehingga kita menjadi berhasil. Oleh karena itu, perhatikanlah pikiran kita sebab benih awal yang kita tanam ke dalam pikiran itu akan sangat menentukan perjalanan hidup kita.
Perbaharui terus pikiran kita dengan kebenaran firmat Tuhan!
Tanah tidak punya hak memilih, tanah juga tidak memperdulikan apa saja yang hendak kita tanam. Tanah hanya memiliki tugas untuk menumbuhkan apa saja. Bila kita menaburkan benih durian, maka tanah akan menanggapi benih itu dan menumbuhkannya; bila kita menanam benih mangga, maka secara otomatis tanah akan menjalankan tugasnya yaitu menumbuhkan benih mangga itu; bila kita menabur benih ilalang, rumput teki, gulma ataupun tanaman-tanaman pengganggu lain, tanah juga tidak memperdulikannya, ia tetap akan menumbuhkan benih itu.
Sebagaimana tanah yang senantiasa menanggapi dan menumbuhkan semua jenis benih yang ditanam tanpa kecuali, begitu pula dengan pikiran manusia. Pikiran itu seperti tanah; selalu menerima, merespon dan menumbuhkan semua hal yang masuk di dalamnya, apakah itu hal yang baik ataupun yang buruk. Bila yang kita tanam di dalam pikiran itu kata-kata negatif, kutuk, mengasihani diri, kebencian dan sebagainya, maka hal-hal yang negatif itu akan ditanggapi oleh pikiran kira dam bentuk sikap dan tindakan yang negatif pula. Juga sebaliknya, bila yang kita tanam dalam pikiran kita itu hal-hal yang positif, kata-kata firman yang membangun
“semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, …” (Filipi 4:8),
Maka hasilnya akan menjadi sama persis seperti yang kita tanam, pikiran itu juga akan menanggapi dalam bentuk sikap dan tindakan kita sehingga kita menjadi berhasil. Oleh karena itu, perhatikanlah pikiran kita sebab benih awal yang kita tanam ke dalam pikiran itu akan sangat menentukan perjalanan hidup kita.
Perbaharui terus pikiran kita dengan kebenaran firmat Tuhan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar